Ngomongin masalah cinta (bag. 2)


Pulang kerja (02.25 pm wib), saya gak langsung bisa tidur. Dari pada bengong gak karuan, saya main-mainkan aja ni jari jemari di atas keyboard (ga da kerjaan ya hehe…) gak juga, saya coba nerusin sambungan postingan saya beberapa hari kebelakang yang belum kelar pembahasannya (takut ditagih ama Bang Moch hehe..) tentang cinta twittiww.. 🙂
Dan, tarian jari pun dimulai…
Ditemani segelas air mineral, dengan musik sedikit melow (firehouse dengan when I loook into your eyes juga when I see you smile nya) biar sedikit rada romantis hehe…
Postingan sebelumnya,
…….

Ada yang berpendapat, artinya menyedikitkan yang banyak dan memperbanyak yang sedikit demi orang yang dicintai. Ada yang berpendapat, artinya hati orang yang mencintai tak terbendung untuk tidak mengingat orang yang dicintai. Ada yang berpendapat, artinya yang hakiki ialah menyerahkan apapun yang ada pada dirimu kepada orang yang dicintai, sehingga tidak ada lagi yang menyisa. Ada yang berpendapat, artinya engkau harus menyingkirkan apa pun yang ada di dalam hatinya kecuali orang yang dicintai. Ada yang berpendapat, artinya kecemburuan terhadap orang yang dicintai, seandainya kehormatannya ada yang berkurang.

Ada yang berpendapat, artinya keinginan yang tak pernah berkurang karena kekeringan dan tidak bertambah karena basah. Ada yang berpendapat, artinya menjaga batas. Jadi tidak benar orang yang mengaku mencintai namun dia melanggar batas. Ada yang berpendapat, artinya engkau rela mengerjakan apapun yang disenangi orang yang dicintai. Ada yang berpendapat, artinya tidak boleh lalai apa pun yang terjadi, seperti yang dikatakan seorang penyair,

Siapa punya keinginan dan melalaikan
Mana mungkin dia bisa merasakan

Ada yang berpendapat, artinya bara yang membakar hati karena keinginan orang yang diccintai. Ada pula yang berpendapat, artinya mengingat sang kekasih sebanyak nafas yang berhembus, sebagaimana yang dikatakan penyair,

Dia ingin engkau lalai
Tapi ingatan tetap terpatri

Ada yang berpendapat, artnya hati yang buta untuk melihat selain orang yang dicintai, tuli untuk mendengar selainnya, seperti yang dikatakan dalam sebuah hadist,

“Kecintaanmu kepada sesuatu bisa membuat buta dan tuli.” (diriwayatkan Ahmad)

Ada pula yang berpendapat, artinya kecenderungan secara total kepada orang yang dicintai, kemudian engkau rela mengorbankan diri, nyawa dan hartamu demi dirinya, kemudian engkau mengikutinya secara sembunyi tau terang-terangan. Ada yang berpendapat, artinya usahamu untuk membuat sang kekasih menjadi ridha. Ada yang berpendapat, artinya tenang tapi gundah, gundah tapi tenang. Hati menjadi gundah karena rindu kepadanya, dan menjadi tenang tatkala berdekatan dengannya. Inilah makna perkataan mereka, al-mahaabah adalah gerakan hati yang tiada henti mengingat sang kekasih dan ketenangannya tatkala bersanding dengannya. Ada yang berpendapat, artinya berdampingan dengan orang yang dicintai selama-lamanya, seperti dikatakan dalam sebuah syair,

Aku merasa aneh terhadap diriku
Karena aku mencintai mereka
Kutanya setiap orang yang berlalu
Padahal mereka bersanding bersama
Mataku mencari-cari selalupadahal mereka tetap ditempatnya
Hatimu dirundung rindu
Padahal merka ada diantara tulang iga

Ada yang berpendapat, artinya orang yang dicintai harus lebih dekat dengan orang yang mencintai, ketimbang dengan ruhnya sendiri, seperti yang dikatakan dalam sebuah syair,

Wahai yang bersemayam di dalam rasa dan diriku
Engkau jauh dari penglihatan dan pandangan
Engkau adalah ruhku jika aku tak memandangmu
Dia lebih dekat denganku dari segala yang berdekatan

Ada yang berpendapat, artinya keinginan agar yang dicintai selalu hadir di sisi orang yang mencintai, seperti yang dukatakan dalam sebuah syair,

Angan-angan tentang dirimu ada dimataku
Ingatan tentang dirimu ada di mulutku
Tempat kembalimu ada dhatiku
Tapi kemanah engkau hilang dariku?

Ada yang berpendapat, artinya harus ada keseimbangan antara jauh dan dekatnya orang yang dicintai dengan orang yang mencintai, sebagaimana yang dikatakan dalam sebuah syair,

Wahai yang bersemayam di antaraperut dan iga
Sekalipun tempat tinggalnya berjauhan dariku
Kasih sayang tercurah untuk senantiasa mencintai
Jika engkau tiada menggapainya ia kan membumbung

Ada yang berpendapat, artinya keteguhan hati terhadap orang yang dicintai dalam menghadapi canda dan menganggap kritikan serta celaan sebagai angin lalu, sebagaimanayang dikatakan dalam syair,

Keteguhanku berdiri tegar bersama dirimu
Aku tiada peduli yang datang dahulu atau kemudian
Engkau membuatku tak peduli dan memang aku begitu
Terhadap orang yang menghinamu atau memuliakan
Kucintai mereka dan seakan-alkan engkau musuhku
Bersamamu dan bersama mereka sama-sama ada kebahagiaan
Ada kenikmatan karena celaan mereka karena mencintaimu
Biarkan mencercaku mereka yang suka melancarkan cercaan

Duh sahabat, rasanya mata ini mulai mengantuk… saya sambung aja lagi nanti postingan ini ya.. ini baru satu poin loh.. baru al-mahabbah.. hehe…
Insyaalllooh, poin-poin berikutnya menyusul… dah ah bobo dulu hihi..
Bersambung….

Iklan

2 tanggapan untuk “Ngomongin masalah cinta (bag. 2)”

    • mangga mang, tenang.. masih keneh seueur lah syair2 na mah di postingan selanjutnya.. 🙂
      Hatur nuhun parantos silaturahmi

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Gambar Twitter

You are commenting using your Twitter account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s

%d blogger menyukai ini: