Belanda Gagal untuk kali Ketiga

Gol tunggal Iniesta di menit ke-116 membawa pasukan Vicente del Bosque ini berhasil mengawinkan kampiun juara dunia dengan Euro 2008 yang direbut dua tahun silam.
Bagi Spanyol, momen dinihari tadi juga menjadi jawaban atas keraguan “umat bola” Spanyol. Pasalnya, selama ini La Furia Roja selalu mengalami persoalan serius untuk menjadi juara di pesta Piala Dunia. Pencapaian terbaik Spanyol sebelumnya di turnamen ini, hanya sampai peringkat empat saja pada Piala Dunia 1950 di Brazil.
Sedangkan bagi Belanda, kekalahan ini sekaligus melengkapi status runner up yang ketiga kalinya. Pun Belanda, tidak berhasil memecahkan rekor sejarah emas, yang pernah diukir Johan Cruijff Cs, dua kali lolos ke final Piala Dunia (1974 dan 1978).
Berbagai pujian pun dialamatkan kepada Timnas Spanyol. Salah satunya legendaris Jerman Oliver Bierhoff. Ia menilai, tidak semua kontestan bisa memainkan pola serang gaya El Matador. Hal ini bisa dilakukan, kata Bierhoff, karena Spanyol ditunjang oleh kemampuan teknik individu pemain yang kualitasnya setara.
Sedangkan bagi Belanda, kekalahan ini sekaligus melengkapi status runner up yang ketiga kalinya. Pun Belanda, tidak berhasil memecahkan rekor sejarah emas, yang pernah diukir Johan Cruijff Cs, dua kali lolos ke final Piala Dunia (1974 dan 1978).
Sementara itu, final Piala Dunia (PD) 2010 di Afrika Selatan (Afsel) menjadi ajang yang paling banyak ditonton pemirsa televisi di muka bumi. FIFA memprediksi bahwa laga Belanda versus Spanyol di Stadion Soccer City, Johannesburg, menyedot kurang lebih 700 juta pemirsa televisi.
Jumlah itu berarti mengalahkan rekor 600 juta pemirsa televisi yang dicatat saat pembukaan Olimpiade Beijing 2008. “Rekor tersebut bisa tercapai karena FIFA telah memberi semua negara di dunia izin untuk menyiarkan final PD 2010,” kata Kepala Departemen Penyiaran FIFA Niclas Ericson dalam media briefing di Soccer City jelang final.
Untuk menghitung jumlah pemirsa televisi seantero dunia, FIFA masih menggunakan metode yang sama dengan PD 2006 di Jerman. Yakni bekerja sama dengan media televisi dari seratus negara dan sampel di seratus negara lainnya. “Dari informasi terakhir yang saya dapat, bakal terjadi pemecahan rekor pemirsa televisi di Spanyol dan Belanda. Di Belanda, 90 persen pemilik televisi bakal menonton langsung final PD,” terang Ericson.
Seiring dengan kans terciptanya rekor pemirsa televisi sedunia itu, FIFA pun mengeruk untung dari hak siar televisi. Jumlahnya ditaksir sampai USD 2 miliar atau setara dengan Rp18 triliun! Tapi, nominal pastinya baru akan diumumkan dalam laporan keuangan per Maret 2011.
Keuntungan juga didapatkan tuan rumah Afsel. Selain mendapatkan sekitar 60 persen dari total keuntungan yang diperoleh FIFA selama perhelatan PD, tingkat kunjungan turis asing ke negeri itu meningkat.
Menurut data yang dipantau Jawa Pos (grup Bandung Ekspres) dari South African Department of Home Affairs, tingkat kunjungan turis asing antara 1 Juni-21 Juni mencapai 682.317 orang. Jumlah tersebut meningkat jika dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu, yakni 541.065. Mayoritas turis-turis itu berasal dari Inggris, Amerika Serikat, Jerman, Meksiko, Brazil, Prancis, Belanda, dan Argentina.
Ketua Panitia Lokal PD Danny Jordan mengatakan, pelaksanaan PD di Afsel telah menguntungkan dalam membangun citra positif tentang Afsel. Apakah PD kali ini termasuk untung secara finansial atau rugi? Ditanya seperti itu, Danny enggan menjawab. “Masih terlalu dini menilai soal itu,” tuturnya. (*/dns/kum/c9/iro) (HU BAndung Ekspres)
4 tanggapan untuk “Spanyol Kawinkan Dua Gelar”
PD tahun ini banyak masalah ya… seperti yg saya baca dr berbagai media, “banyak maling/pencuri”
juga penuh kejutan..
pokonamah Hup Holland Hup!
hehe
kapan PD di indonesia? hehe