Dikagumi Militer karena Karakter Patriotisme


Wanadri, Organisasi Pencinta Alam yang Tetap Eksis sejak 1964

Wanadri bukan sebuah singkatan. Ia adalah sebuah nama organisasi kepetualangan dan pencinta alam yang terbesar dan tertua di Indonesia. Ia berdiri sejak Mei 1964 di Bandung dan tetap gigih dalam mempertahankan eksistensinya hingga hari ini.

87 anggota Wanadri menuruni bukit Kawah Upas, di Tangkuban Prau, setelah menjalani, pendidikan dasar Wanadri selama 1 bulan. Foto; Thomas Kukuh/JawaPos
87 anggota Wanadri menuruni bukit Kawah Upas, di Tangkuban Parahu, setelah menjalani, pendidikan dasar Wanadri selama 1 bulan. Foto; Thomas Kukuh/JawaPos

Laporan Oleh: Thomas Aquino, Bandung

“Hello gang, hello gang, hello gang…,” Suara membahana itu diserukan ratusan orang yang berbaris di Kawah Upas wahana wisata Tangkubanprahu. Mereka kompak mengenakan slayer warna jingga di pundak yang bertulisan Wanadri lengkap dengan lambang mata anginnya. Teriakan itu lalu disambut dengan suara-suara ledakan yang bersahut-sahutan dari beberapa sisi bukit. Mendadak suasana kawah yang biasanya sunyi itu menjadi ramai dan meriah.

Tak berselang lama muncul puluhan pemuda yang lari menuruni bukit. Mengenakan pakaian medan yang serbakucel dan lusuh, mereka berteriak-teriak dengan sisa-sisa tenaganya. “Wanadri, Wanadri, Wanadri.” Begitulah para pemuda yang kebanyakan berbadan kurus dengan kulit yang hitam karena terbakar terik matahari, berteriak-teriak dengan sisa-sisa tenaganya.

Memang, suara ledakan dan terikan-teriakan itu untuk menyambut kedatangan 87 pemuda yang tak lain adalah anggota muda Wanadri yang baru saja menyelesaikan Pendidikan Dasar Wanadri (PDW) 2010 yang berlangsung selama sebulan. Minggu (1/8) lalu, adalah hari terakhir pelaksanaan PDW dan mereka siap dilantik dalam upacara kebesaran Wanadri.

Sekitar pukul 09.30, bersama dengan anggota Wanadri lainnya yang telah menunggu dalam barisan, anggota muda tersebut melaksanakan upacara pelantikan. Inspektur upacaranya adalah mantan Menteri Lingkungan Hidup Sarwono Kusumaatmaja yang juga merupakan anggota Wanadri.

“Mereka menjalani pendidikan dasar mulai 3 Juli hingga 1 Agustus,” ucap Komandan Latihan Wanadri Dondy Brata Sudjono di sela upacara pelantikan itu.

Menurut Dondy, dalam PDW tersebut, perserta mendapatkan materi dasar untuk menjadi seorang petualang rimba dan pendaki gunung. Sebanyak 83 peserta laki-laki dan 4 perempuan itu juga digembleng untuk menjadi orang-orang tangguh yang berkarakter.

“Wanadri lebih merupakan sebuah organisasi pendidikan karakter dan patriotisme,” terang laki-laki kelahiran Jakarta 1968 itu.

Dondy menuturkan, sebelum menjalani PDW, calon peserta melewati tahap seleksi. Selama tiga bulan sebelumnya organisai kepetualangan ini membuka pendaftaran untuk umum.

“Formulir pendaftaran kami laku sekitar 200 lembar lebih,” ucapnya. Nah calon peserta yang beminat kemudian menjalani seleksi. Seleksi itu begitu ketat. Ada beberapa tes dalam menjalani proses seleksi. Tes psikologi, wawancara, fisik, hingga kesehatan. “Kami memang mencari calon yang terbaik,” imbuh anggota Wanadri angkatan Badai Rimba tahun 1986 itu.

Setelah melampaui berbagai macam seleksi tersbut tersaringlah sebanyak 100 calon peserta PDW. Jumlah tersebut adalah orang-orang yang dianggap memiliki persiapan dan kemampuan cukup sebagai seorang anggota Wanadri.

Pada 3 Juli, 100 peserta PWD berkumpul di markas Wanadri, Jalan Aceh No 155, Bandung. Mereka lalu long march menuju Situlembang yang memakan waktu sekitar 24 jam. Selama 12 hari di sana, para peserta mendirikan base camp. Selama itu pula mereka mendapatkan materi terori dan praktik tentang teknik bertahan hidup di alam bebas. Misalnya, navigasi dan survival.

Mereka juga mendapatkan materi pembentukan karakteristik. “Selama itu kami (panitia PDW) menciptakan suasana latihan untuk peserta,” ucapnya.

Dalam latihan, para peserta dikonsisikan agar berdisiplin dan membangun kesadarannya. “Misalnya, mereka harus menghargai dan komitmen terhadap waktu yang sudah dispekapati. Nah, dengan begitu, mereka akan selalu sadar,” urainya.

Selepas menjalani camp tersebut, perserta kembali bergerak. Berbagai medan berat mereka lewati. Mulai menyusuri rawa laut di pantai utara, menempuh jalur rel puluhan kilometer, melewati tebing, hingga mengarungi derasnya arus Sungai Citarum. PDW berakhir di Kawah Upas, yang sekaligus menjadi tempat pelantikan calon peserta.

Angkatan yang baru menyelesaikan pendidikan tersebut diberi nama Angkatan Tapak Rawa untuk anggota laki-laki, dan Angkatan Asoka Rimba bagi perempuan. “Ini sudah menjadi tradisi kami untuk memberikan nama di setiap angkatan,” ucapnya.

Setelah menjalani upacara pelantikan, para orang tua anggota muda diberi kesempatan memberikan ucapan selamat. Tak pelak suasana haru pun menyelimuti acara tersebut.

Sembada Vikta, misalnya. Salah seorang mahasiswa dari Jakarta itu menangis sesenggukan saat ditemui ayahnya. Dalam pelukan ayahnya, Sembada pun menanggis sesenggukan. “Saya bangga bisa melewati itu semua,” kata Sembada saat ditemui Jawa Pos (induk Bandung Ekspres).

Sementara itu, dalam sambutanya, Sarwono meminta anggota Wanadri menjadi pelopor untuk memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara.

Sementara itu, mantan Pimpinan KPK Erry Riyana juga tampak hadir dalam pelantikan itu. Dia juga mengenakan slayer kebesaran Wanadri. “Saya memang anggota kehormatan,” katanya.

Menurut dia, Wanadri merupakan salah satu organisasi kepetualangan yang masih eksis dan memberikan kontribusi besar kepada masyarakat. “Lihat saja mereka baru saja menyelesaikan ekspedisi untuk menyusuri ratusan pulau terluar di Indonesia. Itu kan untuk mencari informasi dan data yang berguna untuk masyarakat,” ucapnya saat ditemui setelah memberikan selamat kepada anggota muda.

Hingga kini, Wanadri memiliki 1.024 anggota. Tak sedikit para anggota tersebut merupakan orang-orang tersohor. Di antaranya, mantan Komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) Jenderal TNI (pur) Sarwo Edi Wibowo, mantan Komandan Kostrad Letjen TNI (pur) Prabowo, mantan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault, adik Gus Dur Salahuddin Wahid, dan Pimpinan KPK Erry Riyana.

Darmanto tak memungkiri bahwa Wanadri sering berlatih bersama dengan militer. “Dulu mereka (militer) kagum dengan militansi kami sebagai petualang. Makanya, militer bersedia mendukung kami,” ucapnya. (*/c4/lk)(HU. BAndung Ekspres e: 3 Agustus 2010)

4 tanggapan untuk “Dikagumi Militer karena Karakter Patriotisme”

Tinggalkan komentar