
Gaza – Infopalestina: Pembunuhan terhadap Syekh Ahmad Yasin lima tahun lalu bukan peristiwa sepintas lalu. Peristiwa itu menjadi pusat perenungan bagi seluruh pejuang kebebasan di dunia dan mengingatkan bangsa Arab dan umat Islam akan bahaya hakiki Israel di Palestina.
Gugurnya Syekh Ahmad Yasin meningkatkan dukungan besar kepada gerakan Hamas bukan hanya di Palestina. Bahkan dukungan bangsa Arab dan Islam semuana. Sejak saat itu semua orang bertanya tentang Hamas gerakan yang mengguncang bangunan Israel, gerakan ini mulai menyebar secara drastic hingga mayoritas Palestina berafiliasi kepadanya. Jika tidak afiliasi maka mereka mendukungnya atau simpati kepada gerakan perlawanan dan ketegaran memperjuangkan prinsip-prinsip dasar Palestina dan menolak perundingan damai dengan Israel. Gugurnya Syekh Yasin juga mengundang reaksi yang kebanyakan justru mengatakan bahwa darah beliau akan menjadi “bahan bakar baru” bagi perlawanan. Yasin …
Kelahiran dan pertumbuhan
Syekh Ahmed Yassin lahir tahun 1936 di desa El-Gorah yang dibangun di reruntuhan kota Ashkelon yang bersejarah yang berada di Majdal Tengah ke arah utara dari Jalur Gaza sekitar dua puluh kilometer. Di tingkat SD beliau belajar di sekolah El Gorah sekolah dasar dan terus belajar sampai tingkat kelima. ” .
Sejak “nakbah” (malapetaka dahsyat) menimpa rakyat Palestina di tahun 1948 (dengan diproklamirkan berdirinya negara Israel) Ahmed Yasin terpaksa berhijrah bersama keluarganya ke Jalur Gaza dan menetap di kamp pengungsi Shati’ di pantai Jalur Gaza. Selama tinggal di permukiman, ia diputus dari studinya sampai tahun 1950 karena ia sibuk memberikan kontribusi keberlangsungan hidup keluarganya yang terdiri dari tujuh orang dengan bekerja di sebuah restoran di Gaza City.
Kemudian Syekh melanjutkan studinya di sekolah kamp pengungsi dan menyelesaikan studinya di tingkat dasar dan persiapan tahun 1955, kemudian melanjutkan Sekolah Menengah Palestina yang merupakan sekolah paling bergensi di Jalur Gaza. Suasana politik di Jalur Gaza secara umum sedang bergejolak, terutama di sekolah tempatnya belajar. Pada saat itu kami bersama-sama di sekolah itu. Ia di kelas satu dan saya (penulis) di tingkat terakhir. Pada saat itu dikenal dengan Sekolah Menengah Umum – yang disebut taujihy. Dunia Arab sedang bergejolak dengan aliran-aliran pemikiran, baik yang berhaluan nasionalis, kiri, dan Islam.Gerakan Ikhwanul Muslimin merupakan gerakan paling aktif di Jalur Gaza. Ia banyak didukung oleh pelajar, bahkan mereka yang berprestasi di kelas dan dipilih menjadi dipilih menjadi ketua-ketua aktifitas adalah mereka yang berafiliasi kepada gerakan Islam.
Di gerakan Ikhwanul Muslimin, Ahmad Yasin menemunkan apa yang dia cari. Dakwahnya sesuai dengan keinginannya, baik dari sisi pemikiran agamanya (ideology), atau dalam hal pandangan politik, dan methodology pendidikan untuk menyiapkan generasi pembebas Palestina, menyelematkan Al-Aqsha yang penuh berkah dari tangan para penjaja. Sang murid Ahmad Yasin melihat itu semua dan memberikan baiatnya kepada gerakan Islam ini tahun 1955.
Ia mengajar bahasa Arab dan tarbiyah islamiah. Ia juga seorang penceramah di masjid-masjid Gaza, bahkan paling popular di sana karena hujjah. Ia juga dipilih menjadi Majmah Islami di Gaza. Ditangkap oleh Zionis Israel tahun 1984 karena latar belakang mereka menemukan rumahnya sebagai gudang senjata yang dibeli oleh Syaikh dari seorang agen Israel.
Ia pernah vivonis penjara 13 tahun, kemudian keluar dalam proses pertukaran tawanan Tahun 1985. 17 November 1987 gerakan Islam di bawah kepemimpinannya mengeluarkan keputusan untuk “memulai aksi militer melawan entitas penjajah Israel. 8 Desember 1987 meletus aksi Intifadha dengan arahan Syaikh, dan sepekan setelah itu dideklarasikan Gerakan Perlawanan Islam “Hamas”, dan pernyataan resmi pertamanya dikeluarkan 14 Desember 1987 M.
Sementara pernyataan resmi pertama gerakan Fatah dan Front Rakyat dan organisasi lainnya pada 8 Januari 1988 atau satu bulan setelah mulainya intifadha. Intensitas aksi serangan dan mogok massal yang dilakukan dan digalang Hamas terhadap Zionis Israel semakin keras. Mereka kemudian menangkap Syaikh dan sebagian besar pimpinan Hamas dan Ikhwanul Muslimin malam tanggal 18 Mei 1989 M.
Mendekam di penjara sampai 25 September 1997 M dalam sebuah negoisasi pertukaran tawanan oleh Raja Husein dengan Israel setelah percobaan pembunuhan terhadap saudara Khalid Misy’al Kepala Biro Politik Hamas. Syahid mengenang syahid Dr. Asy-Syahid Abdul Aziz ar-Rantisi mengatakan, Syekh Ahma Yasin adalah symbol Islam yang besar ketika hidup. Dengan gugurnya, ia menjadi guru unik dan paling menonjol dalam sejarah umat yang besar. Tidak ada sejarah seperti yang diukur Syekh Yasin, dimana pemimpin yang lemah (karena cacat fisik) mampu mengubah menjadi kekuatan. Ia adalah pemimpin yang tidak pernah percaya dengan kelemahan mutlak seharipun bagi manusia atau dengan kekuatan mutlak selama ia masih bernama makhluk”.
Rantisi yang gugur syahid sebulan setelahnya menegaskan bahwa Syekh Yasin lah yang menghasung rakyat Palestina yang tidak berdaya untuk melawan Israel dengan batu dan pisau, kemudian dengan bom, kemudian dengan roket-roket Al-Qassam. Syekh Yasin telah menciptakan dari kelemahan rakyat menjadi kekuatan yang kini tidak bisa diremehkan Israel dan Amerika.
Akibatnya, poros teroris ini mulai merasa risau dengan kekuatan yang pernah dibuat oleh Syekh Yasin. Asy-syahid Rantisi menegaskan bahwa Israel salah ketika membunuh Syekh Ahmad Yasin sebab Israel tidak pernah belajar dari masa lalu. Mereka membunuhi para nabi namun mereka gagal memadamkan cahaya yang mereka bawa. Israel tidak akan bisa mematikan cahaya dari jasad Syekh Ahmad Yasin. Bahkan peristiwa pembunuhan ini akan memindahkan konflik kepada fase yang lebih maju.
Darah Syekh Yasin; pesan untuk bersatu Sementara Khalid Misy’al, ketua biro politk Hamas menegaskan bahwa darah Syekh Ahmad Yasin memberikan pesan untuk bersatu dan merapikan barisan. Ia menyatakan, para pejuang Palestina sudah memberikan ruh mereka untuk Allah, kemudian untuk membebaskan Palestina.
Gugurnya Syekh Ahmad Yasin akan semakin menjadikan gerakan perlawanan semakin kuat. Ia menegaskan bahwa Israel harus tahu bahwa upaya mereka untuk mematahkan semangat rakyat Palestina akan gagal. Tindakan Israel membunuh Syekh menegaskan bahwa mereka hanya berfikir bagaimana melakukan kejahatan. Karenanya, Khalid Misy’al menyerukan agar rakyat Palestina bersatu di belakang perlawanan Palestina.
Hamas terus melawan Sementara itu, Mahmod Zehar menegaskan bahwa kejahatan pembunuha Syekh Ahmad Yasin sebelumnya sudah diprediksi. Namun itu tidak akan menyimpangkan Hamas dan pimpinannya dari program perlawanan terhadap Israel. ia menegaskan bahwa Israel menegaskan Syekh Yasin layak mati karena keberadaannya mengancam eksistensi mereka di kawasan. “Namun kami mengatakan bahwa Syekh syahid di sisi Allah, ia hidup dan mendapatkan rizqi, yang mati adalah Israel dan para pemimpinnya yang melakukan kejahatan dan pembantaian terhadap rakyat Palestina,” tegas Zehar.
Darah Yasin tak akan lemahkan perlawanan Sementara itu, Dr. Yusuf Al-Qardlawi menegaskan bahwa Darah Yasin tak akan tumpah percuma. Bahkan ia akan menjadi api dan laknat bagi Israel. Kesyahidan Syekh Yasin tidak akan melemahkan perlawanan seperti yang dibayangkan Israel. Ia menegaskan bahwa pembunuhan Syekh Ahmad Yasin adalah kejahatan penjajah Israel. dan Amerika ikut bertanggungjawab atas kejahatan itu. sebab Israel melakukan kejahatan dengan senjata Amerika, dana, dan dukungan mereka. Karenanya, menurut Qardawi, Arab harus sadar dari ‘teler’ mereka dan keluar dari gua tempat tidur panjang mereka untuk menunaikan amanah terhadap saudara-saudara mereka. (bn-bsyr)